*Sebagian Manaqib Sayidah Khadijah RA*


Hari Minggu 11 Ramadhan 1444 H (02 April 2023 M) Bertepatan dengan Haul Sayyidah Khadijah (R.ha).
_____________________________________________

Bermula Sayyidah Khadijah binti Khuwailid lahir pada sekitar tahun 555 M di Mekkah, Ia adalah putri dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah. Seperti sang ayah, sayyidah Khadijah berprofesi sebagai pedagang. Ia dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan agung, serta memiliki pendirian yang teguh dan perangainya yg luhur. Sebelum bertemu Rasulullah, sayyidah Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertamanya adalah Abu Halal bin Zuhrah. Setelah Abu Halal meninggal, sayyidah Khadijah dinikahi Atiq bin Abdul Makhzumi. sayyidah Khadijah kembali menjanda setelah Atiq bin Abdul Makhzumi meninggal. Sebagai janda kaya yang berperangai luhur, tidak sedikit pemuka kaum Quraisy yang ingin memperistrinya. Namun, pada akhirnya, pilihan sayyidah Khadijah justru jatuh pada Muhammad, pria sederhana yang jauh lebih muda darinya

Sayyidah Khadijah binti Khuwailid merupakan istri pertama Nabi Muhammad saw, dan beliau merupakan satu-satunya istri yang tidak dipoligami oleh baginda rasul saw. Sebelum dinikahi oleh nabi kita Muhammad saw, sayyidah Khadijah telah berhasil membangun bisnisnya sendiri dan menjadi wanita sukses. Dia disebut-sebut memiliki separuh dari keseluruhan kafilah-kafilah dagang yang berasal dari Quraisy. Dan Muhammad adalah salah satu yang bekerja sebagai pegawainya.

Pada suatu hari, sayyidah Khadijah mengirim sahabatnya, yaitu NAFISAH yg biasa bersama nabi dalam berdagang ke luar kota makkah untuk disuruh bertanya ke Muhammad, yang saat itu belum menjadi Nabi, apakah ia punya rencana untuk menikah. 
Muhammad menjawabnya dengan ragu dikarenakan ia tidak punya uang untuk menghidupi seorang istri. Maka Nafisah pun menanyakan apakah ia mau dengan perempuan yang mampu menunjang ekonominya sendiri. Maka Muhammad pun setuju untuk bertemu Khadijah, dan mereka menikah tidak lama berselang.

Sayyidah Khadijah berasal dari golongan pembesar Mekkah. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. 
Sayyidah Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Beliau bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, sayyidah Khadijah merasa hidupnya kurang sempurna karena menyendiri tanpa suami, suami pertama dan keduanya telah meninggal.  
Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor (zaman jahiliyah). Dia, sayyidah Khadijah R.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad saw.

Peristiwa pernikahan Muhammad (SAW) dengan Khadijah (r.a) berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad, dan sepupu tertua nya Waraqah bin Naufal yg membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, kemudian disambut oleh paman nabi saw Abu Thalib sebagai berikut: segala puji bagi tuhan Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. 
Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang, dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan maskawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku ucap paman nabi abu thalib pada waktu itu.

Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah (r.a) membuka isi hatinya kepada suaminya dengan ucapan: Hai Al-Amiin, bergembiralah! ... Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau suka dan redhai.

Sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: 
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan. (Adh-Dhuhaa: 8)
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita...

Dalam banyak kegiatan peribadatan Nabi Muhammad saw, sayyidah Khadijah selalu bersama dan membantunya, seperti menyediakan air untuk mengambil wudhu. Nabi Muhammad menyebut keistimewaan terpenting sayyidah Khadijah dalam salah satu sabdanya,;
“Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkan aku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.”

Sayyidah Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah. Beliau wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.
Dikaruniai enam orang anak, yaitu Abdullah, Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah Az-Zahra dan Ummi Kalsum.

Diriwayatkan, ketika sayyidah Khadijah sakit menjelang ajal, sayyidah Khadijah berkata kepada Rasululllah ﷺ, Aku memohon maaf kepadamu Ya Rasulullah.., kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.

Rasulullah menjawab.
Jauh dari itu ya Khadijah... Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya.

Kemudian sayyidah Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik: 
“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafan untukku.”

Mendengar itu Rasulullah SAW berkata, "Mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?"

Padahal kata Rasulullah, engkau telah mengorbankan semua hartamu untuk perjuangan syiar Islam. Semua umat Islam waktu itu ikut menikmati.

Saat itu Khadijah memang salah satu orang terkaya di Kota Mekah. Bahkan disebutkan dua pertiga kekayaan Kota Mekah adalah milik Khadijah. Namun justru di akhir hayatnya, Khadijah tak memiliki harta sedikit pun, baju yang dia kenakan penuh tambalan. Disebutkan ada sekitar 83 tambalan.

Bahkan menjelang wafat, Khadijah pun tak punya selembar kain untuk digunakan sebagai kaffan. Sehingga dia merasa perlu meminta kain sorban yang dikenakan Rasulullah SAW. Sorban itu lah yang kerap dipakai Rasulullah saat menerima wahyu dari Allah SWT.

Mendengar itu Rasulullah ﷺ berkata: Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga. 

Kepada Rasulullah SAW, Khadijah kemudian mengatakan bahwa dia sudah tak punya apa-apalagi untuk mendukung perjuangan Islam. Seluruh hartanya telah habis. Sementara perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam belumlah selesai.

"Wahai Rasulullah... seandainya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit atau jembatan, maka galilah lubang kuburku, jadikanlah tulang belulangku sebagai jembatan untuk kau menyeberangi sungai itu, supaya engkau bisa melanjutkan dakwahmu ya rasulullah.

Ummul mukminin, Sayyidati Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah ﷺ. 
Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia rasul ﷺ dan juga semua orang yang ada disitu.
________
Saat itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya. “Untuk siapa sajakah kain kafan itu wahai Jibril?

“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fathimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril. Kemudian Jibril berhenti berkata dan menangis.

Rasulullah bertanya, Kenapa engkau menangis Ya Jibril?. Malaikat jibril menjawab; “Cucumu yang satu, Husain (putera Sayyidina Ali) tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” sahut Jibril.
_________

Kemudian Rasulullah SAW berkata di dekat jasad sayyidah Khadijah. "Wahai Khadijah...
istriku sayang... demi Allah, aku tidak akan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu."

"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”

Rasulullah semakin sedih mengenang istrinya semasa hidup. Pengorbanan sayyidah Khadijah sungguh tak ada duanya. Itulah yang menyebabkan Rasulullah sulit melupakan istri pertamanya itu.
Dan beliau berdoa:
“Ya Allah, Ya Ilahi Robbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada ketika orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”
Aku, Ya Rasulullah! Terdengar suara sayyidina ali karamallahu wajhah.

Bahkan dikisahkan, saking cintanya Rasulullah SAW pada sayyidah Khadijah, sehingga sayyidah Aisyah RA sering atau pernah merasa sangat cemburu dengan sayyidah khadijah. 
Dari penuturan sayyidah Aisyah, Nabi selalu menyebut nama sayyidah Khadijah setiap hari dan ketika hendak keluar rumah.

sayyidah khadijah dimakamkan di Komplek pemakaman Jannatul Ma'la atau Mu'alla, yang berada di sebelah timur Masjidil Haram. Letaknya pun menghadap kiblat ke arah masjidil Haram.

Gelar untuk beliau sayyidah Khadijah Istri Rasulullah;

1. At-Thaahirah (Perempuan Suci) ...

2. Sayyidah Nisa' Quraisy (Pemuka Perempuan Quraisy) ...

3. Ummul Mukminin (Ibu dari Orang-orang yang Beriman) ...

4. Sayyidah Nisa Al-AlAMIIN (Pemuka Perempuan Dunia).

Demikianlah manaqib singkat tentang ummul mukminin sayyidah khadijah.
Semoga allah swt mengucurkan limpahan rahmat berkah pahala, mengampuni dosa dosa kita, mengabulkan segala hajat hajat kita dan pada saatnya nanti mengumpulkan kita bersama rasul saw dan sayyidah khadijah binti khuwailid RA dalam surganya allah swt...
Amin amin amin ya rabbal alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH ABDUR RAHMAN MISRI AL BETAWI

4 SERANGKAI DARI TANAH JAWI

MANAQIB DATU KALAMPAYAN